Serba Serbi Kurban
Bolehkah Berkurban Dengan Patungan?
Ibadah qurban adalah ibadah ritual yang disunnahkan bagi umat Islam. Selain punya dimensi sosial dan teknis, pelaksanaan penyembelihan hewan qurban juga harus memperhatikan sisi tata aturan ritualnya. Sebab menyembelih hewan qurban seharga 1 juta tidak sama nilai ritualnya dengan menyumbang uang tunai 1 juta. Meski sama-sama bermanfaat dan mendatangkan pahala.
Batasan minimal
untuk hewan yang bisa dijadikan sembelihan qurban adalah seekor kambing. Dalam pelaksanaannya setiap hewan yang disembelih itu diniatkan sebagai kurbannya siapa atau untuk siapa pahalanya. Sedangkan hewan yang lebih besar seperti sapi, unta, kerbau, lembu dan sejenisnya, boleh juga dijadikan hewan kurban. Dan untuk boleh saja dilakukan untuk 7 orang sekaligus dengan ditentukan siapa saja yang masuk dalam ketujuh orang tersebut. Sedangkan hewan di bawah kambing seperti ayam, itik, bebek, angsa, kelinci dan sejenisnya tidak termasuk hewan yang dibenarkan sebagai sembelihan qurban.
Khusus dalam menyembelih seekor kambing, ada riwayat yang menyebutkan bahwa boleh diniatkan bukan hanya untuk pribadi tapi untuk satu keluarga si penyembelih. Tapi kalau tiga orang yang berbeda keluarga mengumpulkan uang untuk menyembelih seekor kambing, tentu tidak sesuai dengan aturan dan syarat penyembelihan hewan qurban.
Sedangkan praktek yang sering kita lihat dimana sekelompok orang mengumpulkan uang untuk membeli kambing qurban dan disembelih, maka tidak termasuk qurban karena masing-masing hanya mengeluarkan sejumlah kecil uang.
Namun bila ini diterapkan pada anak-anak sekolah dengan tujuan melatih untuk berkurban, bisa saja dilakukan meski hukumnya bukan lagi sembelihan qurban yang mememnuhi syarat fiqih.
Tapi hal itu bisa disiasati dengan membuat kesepakatan. Misalnya sejumlah orang itu mengumpulkan uang untuk dibelikan hewan kurban dan diatas-namakan pada satu orang diantara mereka, maka sebagai sembelihan qurban praktek itu syah karena bukan untuk sejumlah orang tapi untuk satu orang saja. Dan tentunya pahala dan ganjaran penyembelihan hewan qurban itu hanya kepada satu orang itu saja. Sedangkan yang lainnya mendapat pahala bersedekah biasa dan bukan pahala berkurban. Kemudian hal ini digilir tiap tahun sehingga bisa merata, semua kebagian waktu untuk berqurban secara utuh dan bulat.
Berkorban Dengan Uang Pinjaman, Pa Boleh ??
Pinjam uang untuk qurban pada dasarnya tidak ada larangan. Sebagaimana bolehnya seseorang pinjam uang untuk ibadah haji. Qurban dan hajinya tetap syah bila dilakukan sesuai dengan aturan syariat. Hanya saja perlu diperhatikan bahwa seorang yang tidak punya harta tidak diwajibkan untuk melakukannya. Jadi sebaiknya tidak memberatkan diri dengan berhutang kesana kesini sekedar untuk mengerjakan ibadah sunnah atau ibadah yang belum diwajibkan atasnya.
Adakah Amalan Yang Senilai Dengan Berkurban ??
Setiap ibadah punya keistimewaan sendiri-sendiri yang spesifik. Sehingga tidak bisa dengan cara sederhana dibandingkan menurut besaran skala tertentu. Di sisi lain, setiap orang punya potensi dan kemampuan yang juga berbeda-beda. Sehingga nilai yang didapat tiap orang tidak selalu sama meski dengan amalan yang nyaris sama.
Bisa jadi hewan kurban sembelihannya si A yang nilai nominalnya di atas Rp 1 juta kalah nilainya di sisi Allah SWT dengan sembelihannya si B yang nilai nominalnya mungkin cuma Rp. 500 ribuan saja. Hal itu karena si A adalah seorang milyuner yang kunci gudang emasnya harus dibawa dengan 40 ekor unta. Kalau orang sekaya itu berqurban hanya seekor kambing dibandingkan dengan si B yang pekerja harian dengan honor seadanya tapi berkurban dengan kambing Rp 500 ribu, tentu saja tidak bisa dibandingkan.
Seandainya anda bukan termasuk orang yang terlalu banyak harta, anda masih bisa meraih pahala yang jauh lebih besar dari sekedar menyembelih hewan qurban. Misalnya dengan mengajarkan ilmu-ilmu yang anda miliki demi kemajuan umat dengan gratis. Sehingga dengan ilmu itu anda bisa menjadikan sekian banyak orang punya pekerjaan dan mereka bisa menghidupi anak istrinya. Bayangkan, berapa banyak pahala yang akan anda panen dan akan terus anda panen hanya dengan mengajarkan beberapa keterampilan yang bisa dijadikan modal untuk mencari rizki. Bahkan sampai masuk liang kubur pun, andaakan tetap menerima 'transfer' hasil jasa anda di alam baka.
Atau bisa juga mewakafkan benda, tanah, rumah atau apapun yang punya manfaat buat orang lain di jalan kebaikan. Selama benda itu masih bermanfaat buat orang lain, maka selama itu pula anda akan menerima pahala yang mengalir dan tidak putus. Seandainya anda punya tanah secuil saja yang anda wakafkan kepada publik untuk pelebaran jalan, maka sampai anda di liang lahat, anda akan terus menerima pahala dari siapa saja yang melewati jalan hasil pelebaran dari tanah anda itu. Silahkan bayangkan sendiri berapa banyak orang yang lewat di tanah wakaf anda dan bergunung-gunung pahala bisa anda terima nyaris tanpa mengeluarkan `tenaga` apapun.
Dan yang paling sederhana dari kedua hal di atas adalah didiklah anak anda menjadi anak sholih, beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, pandai membaca Al-Quran, mengerti maknanya, menguasai tafsirnya serta penguasai ilmu-ilmu keislaman sejak dini, menguasai bahasa Arab aktif dan pasif, berguna buat umat Islam dan seluruh umat manusia serta menjadi hamba Allah yang selalu mendoakan anda sebagai orang tua. Bila semua ini anda lakukan dengan serius dan dengan niat yang tulus, insya Allah anak anda akan menjadi tambang emas yang tidak akan pernah habis. Anda akan terus menerus menerima pahala darinya karena keshalihannya dan juga dari doa-doa yang dipanjatkannya kepada Allah.
Landasan pemikiran ini adalah sabda Rasulullah SAW berikut ini:
Rasulullah SAW bersabda, "Bila seorang anak Adam wafat, maka amalnya terputus kecuali tiga hal: [1] Shadaqah jariah, [2] Ilmu yang bermanfaat dan [3] Anak shalih yang mendoakannya. (HR. Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Nasa'i dan Ahmad)
Contoh amal-amal di atas bisa jadi jauh lebih besar keuntungannya dari pada berqurban hewan. Sebab pahalanya terus mengalir sampai meninggal. Tapi sekali lagi, tiap ibadah punya keistimewaan masing-masing. Jadi mari kita berlomba meraih pahala sebanyak mungkin untuk bekal di akhirat nanti.