Karomah, Ma'unah dan Istidroj
Terlipatnya Dunia Secara Hakiki :
Jika kita yang masih hidup di dunia ini pandangannya melintasi dunia sehingga memandang dan merasakan bahwa akhirat lebih dekat daripada diri sendiri.
HIKMAH :
- Seorang hamba Allah jangan sampai terpedaya dengan adanya hal-hal yang luar biasa dalam hidupnya, seperti dapat berpindah tempat di bumi dari satu lokasi ke lokasi lain yang sangat jauh dalam sekejap tanpa alat.
Hal ini mungkin ma’unah atau karomah. Namun mungkin “Istidroj”.
- Seorang hamba yang sudah merasakan betapa terasa cepat dan singkatnya waktu malam tatkala diisi dengan “Qiyamul lail” atau betapa cepatnya berlalu waktu siang tatkala diisi dengan “Shoum sunah” patutlah bersyukur karena telah dibimbing menjadi ahli ibadah.
Namun ia harus berhati-hati karena ibadah itu terkadang diiringi riya’ dan ujub.
- Ma’unah atau karomah yang hakiki adalah jika seorang hamba telah diberi “Nurul Yaqin” di hatinya sehingga dunia lenyap dalam pandangannya dan tampak akhirat sangat dekat, lebih dekat daripada dirinya sendiri.
- Seorang manusia yang melihat akhirat begitu dekat, maka ia tidak akan condong dan terlena dengan tipu daya syahwat dan kelezatan dunia. Ia akan menjadikan seluruh hidupnya bagian dari ibadah untuk Allah Azza Wa Jalla semata.
KALAM HIKMAH ULAMA’
Syaikh ABUL ABBAS AL-MIRSYI :
“Tidaklah penting (bukan kemuliaan hakiki) orang yang bumi dilipatkan untuknya, sehingga ia tiba-tiba berada di Mekkah atau di negeri mana saja yang dikehendakinya. Yang penting ia;ah orang-orang yang dapat melihat sifat-sifat nafsunya, karena ketika itu ia tetap dekat dengan Tuhannya”.
Sebagian GURU TASHOWWUF :
Sebagian GURU TASHOWWUF :
“Janganlah kalian merasa aneh dan kagum kepada orang yang tidak tidak meletakkan sesuatupun di kantong bajunya, kemudian ia bisa mengeluarkan sesuatu yang dikehendakinya. Tetapi kagumlah kepada orang yang yang meletakkan sesuatu pada kantong bajunya , kemudian ia memasukkan tangannya ke dalam kantong bajunya, lalu ia tidak menemukan apa-apa sedangkan ia sama sekali tidak berubah pendiriannya bahkan lebih kuat dari biasanya”.
Syaikh ABU MUHAMMAD AL-MURTA’ISY :
“Orang yang dapat menguasai dirinya dan menentang hawa nafsunya adalah lebih agung dari orang yang sanggup berjalan di atas air, atau bisa terbang di udara”.